Proses membuat storyboard dalam produksi video, termasuk video explainer, adalah hal yang sangat penting. Kita sudah beberapa kali menyinggungnya pada artikel lain: Contoh Storyboard Untuk Film dan Video Explainer, dan bahkan sudah membahasnya secara mendalam.

Sebagaimana yang kita ketahui, storyboard berfungsi untuk membantu animator dengan memvisualisasikan cerita. Di dalam storyboard biasanya berisikan arahan-arahan yang harus pada adegan-adegan yang digambarkan.

Kedengarannya cukup berat ya membuat storyboard ini? 

Tenang, meskipun posisinya penting dalam pembuatan sebuah video, ada cara untuk membuat storyboard dengan mudah kok.

Kita akan bahas beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk membuat proses pembuatan sotryboardmu terasa lebih mudah dan juga seru. 

Yuk simak aja artikelnya!

Storyboard Dalam Video Explainer

Explainer" video storyboard by Triptic.pl on Dribbble

Sebelum kita bahas apa saja cara-cara mempermudah pembuatan storyboard, kita harus segarkan dulu ingatan kita tentang storyboard itu sendiri. 

Sederhananya, storyboard adalah sketsa atau ilustrasi yang ditampilkan secara berurutan untuk memberikan gambaran atau pra-visualisasi video. Jadi, storyboard ketika sudah jadi akan berbentuk seperti komik yang berisikan adegan-adegan dari video yang akan dibuat.

Dalam ranah pembuatan video profesional, storyboard ini diperlukan untuk menjaga proses pembuatan video agar tetap on-track tau terarah. 

Untuk lebih jelasnya, kita akan jelaskan lebih lanjut di pembahasan kegunaan storyboard berikut ini:

Kegunaan Storyboard Dalam Proses Produksi

Karena bentuknya yang berupa sketsa gambar atau ilustrasi, storyboard dapat mempermudah visualisasi cerita yang telah di tuliskan di naskah. 

Misalnya pada pembuatan video animasi, hal ini sangat mempermudah animator untuk memahami dan mengingat alur cerita.

Secara umum, storyboard digunakan untuk menerjemahkan ide-ide ke dalam bentuk susunan gambar sebelum video memasuki dapur produksi. Pada gambar-gambar tersebut juga terdapat beberapa arahan dan informasi lainnya.

Arahan tersebut bisa berupa arahan audio, arah kamera, sudut pengambilan gambar,  dan hal-hal lainnya yang berguna dalam proses pembuatan video. 

Trik Mempermudah Pembuatan Storyboard

From scenario to storyboard

Nah, sampai pada titik ini kita telah membahas secara singkat tentang storyboard dan juga kegunaannya. Gimana, udah paham belum? 

Kalau udah, yuk kita lanjut!

Setelah memahami pengertian dan kegunaan storyboard, tentu kita mengerti bahwa storyboard adalah sesuatu yang punya fungsi penting dalam pembuatan video.

Hal yang penting, terlebih dalam suatu pekerjaan, kadang membuat kita cukup tertekan karena tanggung jawab yang cukup berat.

Tapi tenang, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk membuat proses pengerjaan storyboard terasa mudah dan juga menyenangkan.

Yuk, simak beberapa langkah sederhana berikut ini!

1: Tetapkan Objektif Atau Tujuan Dengan Jelas

Dengan menetapkan tujuan yang jelas ketika menyusun storyboard, kita akan mudah menentukan alur cerita untuk video dan juga memberikan arahan-arahan di dalam storyboard.

Misalnya dalam kasus ini adalah video explainer. Dengan begitu, objektif atau tujuannya adalah untuk membuat penjelasan yang menarik akan suatu hal atau suatu produk dalam bentuk gambar-gambar.

Setelah mengetahui tujuan dari pembuatan video ini, kita bisa melanjutkan ke tahap-tahap selanjutnya untuk mencapai tujuan atau objektif tersebut. 

2: Lakukan Riset Untuk Mengumpulkan Ide Dan Data

Setelah mengetahui tujuan dari mengapa kita membuat storyboard, kita perlu mengumpulkan ide-ide dan juga data-data.

Seperti halnya mengerjakan naskah, storyboard juga memerlukan riset untuk mendapatkan ide-ide terbaik dan juga data-data yang bisa digunakan untuk membuat video menjadi lebih efektif.

Kita tidak bisa terburu-buru untuk menyelesaikan storyboard dan mengabaikan proses riset.

Dengan riset, kita bisa membuat skenario untuk storyboard lebih matang dengan strategi yang efektif dan argumen yang solid dengan data-data penunjang yang cukup.

Kita bisa melihat video-video lain yang memiliki objektif atau bahkan konten yang hampir sama dengan apa yang kita buat.

Dari sana, kita bisa melihat strategi apa yang mereka gunakan dan bahkan bagaimana respon terhadap video tersebut. 

Nah, kita bisa menggunakan hal-hal tersebut sebagai bahan pertimbangan dalam merancang storyboard.

Melakukan riset sebelum mengerjakan storyboard akan mempermudah pengerjaan storyboard dibanding melakukan semuanya dari nol kita proses pengerjaan storyboard berlangsung.

Jadi, ingat, jangan pernah menyepelekan riset, ya!

3: Tentukan Alur Cerita

Sebuah cerita, apapun medianya, memerlukan alur cerita yang pas dan masuk akal agar audiens dapat menerima pesan yang kita sampaikan dengan baik.

Menentukan alur cerita juga akan mempermudah dalam menerjemahkan cerita ke dalam storyboard yang nantinya akan diolah saat proses produksi.

Kita dapat menentukan alur cerita ini dengan mudah dengan membagi cerita ke dalam beberapa babak atau bagian.

Dalam video eksplainer misalnya, kita memiliki produk dan pesan yang ingin disampaikan melalui video, dan kita sudah memiliki naskahnya.

Sebagai contohnya, kita bisa menentukan di mana kita akan menempatkan produk ini sebagai solusi dari masalah yang telah dipaparkan sebelumnya dan kemudian menempatkan call to action setelahnya agar penonton melakukan apa yang kita inginkan, baik itu membeli atau mengontak pihak penyedia produk tersebut.

4: Buat Storyboard Yang Sederhana, Jelas, Dan Mudah Dipahami

Untuk hal ini, kita perlu mengingat-ingat tujuan dan fungsi dari storyboard yaitu untuk membantu proses produksi video dengan memvisualisasikan ide-ide.

Oleh karena itu, kita cukup membuat storyboard yang sederhana tanpa perlu memikirkan hal-hal seperti tipe gambar dan lainnya.

Cukup buat storyboard yang jelas, sederhana, mudah dibaca dan juga dipahami. 

Tidak harus terlalu kompleks, lho! Selain akan terlihat lebih rumit, pembuatan storyboard yang rumit juga akan memakan waktu lebih lama dan akan menunda proses lain setelahnya.

Berfokuslah pada bagaimana storyboard yang kita buat dapat dengan mudah dipahami oleh rekan-rekan yang ada pada bagian produksi

5: Meminta Bantuan Dan Masukan Dari Orang Lain

Meskipun pembuatan storyboard untuk project tertentu adalah tugas dan tanggung jawab yang diberikan hanya kepada kita seorang, kita tetap perlu meminta bantuan atau masukan dari orang lain.

Memang mengerjakan semuanya sendiri akan membuat kita mudah mengontrol alur kerja dan juga pekerjaan itu sendiri.

Namun, tidak jarang terjadi apa yang sering disebut dengan artblock ataupun writers’ block di mana kita mengalami kesulitan dalam menuangkan ide-ide ke dalam pekerjaan.

Kadang kita juga perlu meminta masukan dari orang lain untuk melihat atau menemukan sesuatu yang terlewatkan atau tidak terpikirkan sebelumnya.

Tapi, perlu diingat bahwa kita tetap perlu menyaring masukan-masukan tersebut dan tidak menerimanya mentah-mentah.

Nah, disinilah hal-hal yang sudah kita bahas tadi juga dapat digunakan.

Penting! Jangan Lupakan Poin-poin Ini

Dear Megan Rages Against the Exclamation Point (and Rightly So!)

Kadang kali dalam pengerjaan storyboard dan bahkan pekerjaan-pekerjaan lain, kita melupakan hal-hal kecil yang sebenarnya penting.

Berikut hal-hal yang perlu kita ingat agar dapat membuat proses pembuatan video secara keseluruhan berjalan dengan lancar.

1. Berikan Nama Pada Storyboard

Judul atau nama pada storyboard memanglah terlihat seperti hal yang sepele dan wajarnya memang harus diisi.

Nama atau judul pada storyboard berfungsi sebagai penanda atau identifikasi, sama dengan nama yang kita punya. 

Nah, masalahnya, kita terkadang bisa lupa mengisi nama kita sendiri pada kolom isian nama seperti lembar ujian dan formulir lainnya.

Jangan sampai lupa menuliskan nama pada storyboard agar tidak terjadi kebingungan ketika akan diproses dalam tahap produksi.

Oleh karena itu, kita juga perlu menuliskan nama pada storyboard dengan jelas. 

Kalau perlu diperjelas dengan memberikan project label atau bahkan tanggal pada storyboard agar bisa dibedakan dari storyboard lain atau revisian sebelumnya dan tidak salah diproses.

2. Mengisi Keterangan Pada Storyboard

Satu hal lagi yang tidak boleh sampai kelupaan adalah mengisi keterangan pada storyboard.

Meskipun fokus dari storyboard adalah visual, namun kita tidak boleh sampai melewatkan unsur-unsur lainnya yang juga tidak kalah penting untuk membantu proses produksi.

Ada beberapa hal yang perlu kita tambahkan ke dalam storyboard untuk mendukung gambar-gambar yang telah kita buat dan susun.

Dalam pembuatan video explainer misalnya, ada tiga hal berikut yang tidak boleh dilupakan.

Pengisian suara (voice over) adalah salah satu hal yang penting dalam video animasi. Oleh karena itu, kita menyisipkan kutipan naskahnya pada adegan-adegan yang telah ditetapkan.

Ini berfungsi untuk menghemat waktu produksi video animasi oleh animator, sebab mereka hanya perlu merujuk kepada storyboard dan pekerjaan mereka akan berjalan dengan mulus tanpa harus bolak-balik melihat storyboard, naskah, dan lainnya.

Pemberian keterangan pada suatu adegan akan sangat membantu animator dalam melakukan tugasnya saat memproduksi video animasi. 

Dengan adanya keterangan suasana, animator akan tahu efek apa yang akan dipilih dan digunakan pada adegan tersebut.

Dalam video explainer, call to action adalah salah satu elemen terpenting. 

Kata atau kalimat yang berisikan ajakan ini tidak boleh terlupakan ketika menyusun storyboard. Sebab jika hal ini terlupakan, maka video explainer akan kehilangan makna dan fungsinya sebagai salah satu alat marketing.

Storyboard dalam Alur Pembuatan Video Explainer

Whats cooking today a great explainer video

Nah, kita sudah bahas semua nih, mulai dari mengingat kembali apa itu storyboard dan juga beberapa hal bisa kita coba agar pekerjaan membuat storyboard lebih mudah.

Storyboard berfungsi sebagai sarana untuk visualisasi dari ide-ide dengan menggunakan rangkaian gambar yang akan membantu proses produksi video

Hal ini juga berlaku untuk video explainer. Pembuatan storyboard terjadi di tahapan pra-produksi dan berguna untuk membantu animator dalam memproduksi animasi.

Dalam pembuatan storyboard, usahakan jangan terlalu berfokus ke elemen estetik pada gambarnya, namun lebih kepada fungsinya. 

Maka dari itu, jangan terlalu khawatir untuk membuat storyboard yang sederhana, asalkan kamu bisa pastikan bahwa gambar-gambar tersebut dapat mencantumkan detail-detail dengan jelas.

Untuk itu, kita perlu menetapkan tujuan terlebih dahulu, melakukan riset, menentukan alur cerita, dan meminta bantuan dan masukan dari orang lain atau anggota tim yang lainnya.

Dengan storyboard yang baik dan tersusun dengan jelas, para animator dapat menciptakan animasi yang sesuai dengan apa yang kita inginkan. Hasilnya? Tentu video explainer yang lebih menarik perhatian penonton, dong!

Meski kita sudah memiliki storyboard, ternyata pembuatan video belum selesai sampai sini, lho! Baca langkah selanjutnya tentang pembuatan script.