Dari sekian banyak video yang diunggah di internet, video explainer adalah salah satu jenis video yang paling banyak ditemui. Jenis video ini memang banyak digunakan oleh banyak marketer untuk dapat menjangkau target konsumen dengan jauh lebih mudah.
Bagaimana tidak, video explainer menggunakan animasi dan memiliki jalan cerita yang sangat membuat pandangan penonton terkunci di depan layar gadget mereka, seakan-akan lupa jika mereka sedang melihat sebuah iklan.
Dari situ lah, video explainer saat ini telah menjadi konten “wajib” bagi sebagian besar marketer yang ingin terus memperkenalkan brand mereka ke lebih banyak orang agar mereka dapat terus mengembangkan bisnis mereka.
Sebuah video explainer yang sukses berawal dari proses produksi yang cukup rumit. Salah satu yang paling menentukan kualitas sebuah video explainer adalah storyboard.
Untuk lebih jelasnya, yuk simak penjelasan mengenai contoh storyboard dalam pembuatan video explainer berikut!
Apa Sih Storyboard Itu Sebenarnya?
Video yang profesional pasti melalui storyboard dalam proses produksinya. Singkatnya, storyboard merupakan ilustrasi atau sketsa gambar yang ditampilkan secara berurutan (seperti komik) untuk tujuan pra-visualisasi video.
Tentu saja pembuatan storyboard dalam suatu produksi video sangat penting, terutama untuk pembuatan video animasi.
Storyboard dapat menyampaikan ide cerita dengan lebih mudah dan memberikan gambaran awal seperti apa nantinya video yang akan diproduksi.
Agar penjelasannya lebih menyeluruh, sekarang kita akan berfokus pada pembahasan mengenai fungsi dan tujuan dari storyboard.
Fungsi Storyboard Dalam Pembuatan Video
Sebelumnya, kita telah menyinggung sedikit tentang fungsi storyboard dalam pembuatan video: memvisualisasikan cerita.
Gambar-gambar berurutan yang tersaji dalam storyboard dapat membuat seseorang lebih mudah membayangkan cerita yang nantinya disampaikan dalam video.
Dalam pembuatan video animasi, storyboard biasanya digunakan untuk membantu animator untuk memahami dan mengingat alur cerita.
Mengingat fungsi umum storyboard pada dasarnya adalah sebagai penerjemah ide dalam rangkaian gambar– sebelum video memasuki proses animasi, di dalamnya juga terdapat arahan-arahan informasi lain.
Arahan tersebut termasuk arahan audio, letak, penerangan, dan beberapa arahan lainnya yang berkonstribusi dalam pembuatan video.
Tujuan Membuat Storyboard
Setelah fungsi, kita sekarang akan lebih detail membahas mengenai tujuan dibuatnya storyboard.
Para desainer visual (pembuat storyboard) tidak akan menghabiskan waktu mereka untuk mendesain storyboard jika tidak begitu penting, kan?
Nah, di bawah ini adalah beberapa tujuan membuat storyboard dalam sebuah produksi video:
- Memudahkan director untuk memvisualisasikan idenya.
- Memudahkan tim untuk menyelaraskan gagasan dalam memahami alur dan isi cerita yang ingin disampaikan dalam video.
- Membantu menjelaskan suatu alur narasi yang runtut dari sebuah cerita.
- Memberikan arahan kepada tim mengenai apa saja yang harus diperlukan dalam proses pembuatan video secara keseluruhan.
- Membantu untuk membatasi jalan cerita, agar video yang dibuat nantinya lebih berfokus.
Kegunaan Storyboard Dalam Berbagai Bidang
Meskipun terlihat sangat sederhana, pembuatan storyboard nyatanya dinilai sangat penting dalam video produksi karena manfaat dan kegunaan yang dimiliki. Manfaat tersebutlah yang nantinya dapat menghasilkan hasil akhir yang lebih baik.
Berikut adalah beberapa kegunaan storyboard dalam berbagai bidang di industri digital:
Storyboard Untuk Film Animasi
Storyboard sangat penting dalam pembuatan video animasi agar animator dapat mengolah elemen grafis (termasuk audio, karakter, warna, huruf) agar cerita dapat tersampaikan dengan akurat kepada sasarannya.
Mengingat animasi sangat berkaitan dengan kreativitas dan imajinasi yang bahkan hampir tak ada batasnya, storyboard berperan dalam memberikan animator sketsa visual awal yang nantinya dapat dikembangkan melalui improvisasi.
Semakin detail atau rinci storyboard, maka akan semakin baik pula hasil akhir dari video animasinya. Selain itu, storyboard dengan detail juga dapat mempersingkat proses-proses pembuatan animasi selanjutnya karena semuanya telah tertera jelas dalam frame.
Storyboard Untuk Film Live-Action
Storyboard dalam film pada umumnya tak jauh berbeda dengan animasi. Kotak-kotak berisi sketsa ini berperan untuk menampilkan sequence, sudut pandang kamera, dan hal lain yang masih berkaitan dengan perpindahan dan kesinambungan antara elemen dalam satu frame.
Storyboard di sini juga digunakan untuk mengetahui properti apa yang dibutuhkan selama proses pengambilan gambar berlangsung.
Selain itu, storyboard juga sering digunakan untuk memperkirakan berapa biaya yang dibutuhkan dalam sebuah pembuatan film live-action.
Storyboard Untuk Iklan Komersial
Meskipun kebanyakan iklan-iklan yang kalian lihat berdurasi pendek, storyboard juga sangat diperlukan dalam hal ini. Dalam dunia periklanan, storyboard digunakan untuk membuat gambaran umum sebuah ide untuk iklan.
Dengan storyboard, desainer visual dapat memprediksi sekaligus memahami user experience dengan produk atau jasa yang ditawarkan. Hasilnya, video iklan akan dapat lebih efektif dalam menyampaikan pesan dan informasi untuk para target konsumen mereka.
Selain itu, storyboard juga menjadi penghubung antara ide klien dengan ide pembuat video agar tercapai satu pemikiran sama tentang iklan tersebut.
Prinsip Dalam Penyusunan Storyboard
Setelah kita tahu bahwa storyboard yang merupakan media komunikasi visual untuk mengkomunikasikan ide secara kreatif, sekarang kita beralih ke pembahasan mengenai prinsip dalam penyusunan storyboard.
Hal yang perlu diperhatikan saat mendesain atau membuat storyboard adalah kreativitas. Storyboard dalam pembuatan video berperan untuk menyempurnakan jalan cerita yang masih dianggap datar.
Oleh sebab itu, kreativitas tinggi sangatlah diperlukan untuk menyusun elemen-elemen ilustrasi yang lebih memperlihatkan alur cerita.
Selain itu, mengingat storyboard merupakan sebuah komik tanpa dialog audio, komunikasi juga sangat diperlukan dalam proses pembuatan storyboard. Elemen seperti ekspresi karakter, garis bantu gerakan, hingga komposisi latar tempat haruslah diperhatikan.
Membuat storyboard yang sederhana memang tak masalah. Namun, akan lebih baik jika kamu menambahkan elemen-elemen yang penting tersebut agar cerita dapat tersampaikan dengan baik.
Bagaimana Konsep Pembuatan Storyboard Untuk Video Explainer?
Mengingat storyboard berkaitan erat dengan gambar-menggambar, kamu pasti bertanya-tanya: duh, gimana kalau aku gak jago menggambar?
Jangan khawatir.
Kamu hanya bisa menggambar sekedar coret-coretan atau sketsa kasar?
Tak masalah.
Itulah hal yang menarik dari pembuatan storyboard. Kamu tidak harus memiliki kemampuan atau bakat menggambar tingkat dewa. Selama kamu dapat memahami setidaknya kedua prinsip di atas, kamu sudah bisa membuat storyboard untuk produksi video mu.
Apalagi sekarang sudah banyak software yang dapat kamu gunakan untuk mendesain storyboard digital dengan jauh lebih mudah– dan tentunya juga murah.
Baik storyboard tradisional maupun digital storyboard, setidaknya ada beberapa hal yang harus kamu lakukan. Beberapa diantaranya sudah kami rangkum buat kamu:
Memahami Naskah Atau Cerita Yang Akan Dibuat Video
Hal pertama yaitu memahami naskah cerita yang akan dibuatkan videonya. Tahap ini akan membantumu untuk mendapatkan konsep, ide, maupun gambaran yang akan menjadi fondasi pembuatan storyboard.
Apabila kamu dapat memahami naskah dengan baik, maka kamu pun dapat memahami ceritanya, dari awal sampai akhir.
Jika sudah paham alur ceritanya, maka kamu akan lebih mudah untuk menuangkan detail grafis dan visual untuk mempertegas atau menyempurnakan alur ceritanya.
Kamu juga akan lebih dapat membayangkan mood atau tema apa yang nantinya akan diletakkan dalam video dan bagaimana penonton harusnya merespon. Dan hal inilah yang sebenarnya menjadi salah satu penentu apakah video tersebut akan diingat oleh penonton atau justru mereka hanya dapat bertahan beberapa detik sebelum akhirnya mereka memilih untuk menekan tombol X.
Jadi, intinya, pastikan kamu paham betul naskah awal dan cerita utamanya, ya!
Menentukan Media Untuk Membuat Template Storyboard
Selanjutnya, kamu perlu menentukan media apa yang cocok digunakan untuk dibuat template storyboard.
Seringnya, storyboard menggunakan papan atau kertas putih yang dibagi menjadi kolom-kolom dengan ukuran yang lumayan besar agar detail dari gambar terlihat jelas.
Jika kamu memilih untuk membuat storyboard dengan cara tradisional menggunakan kertas putih, usahakan untuk membuat kolom dengan penggaris dan pastikan ukuran setiap kolom sama. Hal ini akan membuat storyboard lebih rapi. Ingat, semakin rapi storyboard, maka setiap detail akan semakin mudah dipahami.
Selain itu, jika kamu ingin menggunakan software, kamu bisa menggunakan software berikut:
- Storyboarder
- Plot
- Frameforge Storyboard Studio
- StudioBinder
- Moviestorm
- … dan lainnya
Beberapa software di atas menyediakan templates yang bisa langsung kamu gunakan sehingga mempersingkat waktu pembuatan storyboard. Lebih menarik lagi, kamu juga bisa bebas mendesain ulang template tersebut sesuai dengan kebutuhan dan selera.
Dalam template tersebut, elemen-elemen penting yang harus kamu masukkan yaitu judul, sub judul, visual, audio, dialog/action, dan properti lainnya.
Kamu dapat melihat dan mengunduh contoh templates storyboard di sini.
Hal lain yang menarik dari pembuatan storyboard menggunakan software yaitu kamu dapat memberikan sentuhan warna dengan lebih mudah untuk menghasilkan storyboard yang lebih berwarna dan profesional.
Membuat Kronologi Cerita
Masih ingat fungsi utama dari storyboard? Memvisualisasikan ide cerita.
Sekarang, kita sampai pada saat yang mungkin paling krusial sekaligus menyenangkan dari sebuah proses pembuatan storyboard: merangkai cerita.
Di sini, pembuatan timeline (alur kronologi cerita) berdasarkan pada naskah atau case yang telah disusun sebelumnya menjadi hal yang sangat penting.
Biasanya, timeline merupakan parameter kapan dan di mana sebuah cerita berlangsung. Oleh sebab itulah, pastikan ceritamu memiliki urutan waktu dan kejadian yang sempurna. Dalam artian, tidak membuat penonton bingung.
Jika ceritamu memiliki alur waktu yang tidak runtut (misalnya banyak jalan cerita yang “lompat” ke masa depan, atau flashback ke masa lalu), kamu bisa meletakkan text di layar untuk memberi tahu penontonmu.
Semakin mengesankan sebuah cerita, maka akan lebih mudah bagi penonton untuk lebih mengingat video tersebut.
Selain itu, alur cerita yang menarik akan membantu penonton untuk memahami pesan-pesan yang kamu sampaikan. Dalam arti lain, hal ini berfungsi untuk membuat penontonmu memahami dan mengenal brand atau produk mu dengan jauh lebih baik.
Membuat Sketsa Atau Gambaran Adegan
Sekarang, saatnya mengeksekusi kemampuan desainmu. Isilah template storyboard sesuai dengan isiannya, yaitu berupa sketsa atau gambar.
Seperti yang telah disebutkan, kamu bisa menggunakan beberapa software untuk memudahkan mu menggambar.
Dalam proses pembuatan sketsa ini, usahakan untuk memperhatikan elemen-elemen di bawah ini:
- Sudut pengambilan gambar oleh kamera
- Komposisi (warna, pencahayaan, latar)
- Aktor atau karakter
- Efek
- Text yang akan ditampilkan pada layar (jika ada)
- Properti
Jika kamu dapat menambahkan elemen-elemen di atas, storyboard-mu akan terlihat lebih detail. Semakin jelas dan detail storyboard yang kamu buat, maka akan semakin bagus pula hasil akhir videonya nanti.
Jangan lupa untuk menambahkan emosi dan detail adegan utama dalam storyboard mu. Hal ini nantinya akan membuat video lebih hidup dan dapat menyentuh hati banyak orang.
Tambahkan Deskripsi dan Detail Lainnya Yang Diperlukan
Untuk mempermudah proses-proses selanjutnya, pastikan kamu juga menambahkan deskripsi mengenai apa yang terjadi dalam setiap frame atau adegan.
Ingat, fungsi storyboard adalah untuk memberikan kejelasan visual agar tim dan penontonmu memiliki pemahaman yang sama. Maka dari itulah, meskipun storyboard cenderung sederhana, pastikan untuk memasukkan rincian penting mengenai apa saja yang akan “tampil” di layar pada videonya nanti.
Deskripsi tersebut dapat berupa audio (voice-over atau dialog) yang akan diucapkan aktor/ karakter dalam setiap adegan maupun properti apa saja yang akan dibutuhkan selama produksi.
Kamu bisa menambahkannya rincian atau deskripsinya di bawah atau di sebelah kolom (sesuai dengan template yang kamu gunakan).
Pastikan untuk menulisnya sesingkat dan sepadat mungkin agar penjelasanmu tidak berbelit-belit sehingga timmu lebih mudah memahaminya.
Terakhir… Saatnya Memberikan Sentuhan Personal
Setelah semua waktu dan keringat yang kamu habiskan untuk mendesain storyboard, alangkah baiknya jika di akhir proses kamu dapat memberikan sentuhan yang lebih personal.
Dengan kata lain, memberikan tahapan ekstra seperti memberikan kode warna, penebalan garis, atau hal-hal kecil yang sekiranya bisa diperbaiki.
Namun, yang perlu diingat adalah kamu tidak perlu terlalu bergantung atau menjiplak storyboard-mu untuk membuat sebuah video.
Video tersebut nantinya akan terlalu “sempit” dan tidak terbuka terhadap ide-ide brilian yang mungkin saja baru muncul setelah storyboard mu sudah dibuat.
Biarkan storyboard mu berkembang selama proses video produksi. Hal inilah yang nantinya dapat menciptakan sebuah proses pembuatan video yang lebih alami dan yang pastinya lebih menarik.
Pun perlu diingat, ide-ide tambahan tersebut haruslah berkaitan dalam ide utama yang telah tertuang dalam storyboard mu.
Jangan biarkan sentuhan akhirmu menyimpang dari ide utama tersebut. Boleh improvisasi, tapi jangan kebablasan yah!
Nantinya, yang ada justru cerita utamamu sulit untuk disampaikan ke penonton dan proses-proses selanjutnya dalam pembuatan video-mu juga akan terhambat.
Storyboard dan Video Explainer: Komponen Yang Tak Dapat Dipisahkan
Setelah kamu baca penjelasan-penjelasan di atas, sekarang kamu jadi lebih tahu bahwa tak perlu cara yang rumit untuk membuat storyboard yang efektif. Ingat bahwa tujuan pembuatan storyboard pada dasarnya untuk menjelaskan konsep yang lebih besar secara sederhana agar dapat mudah dipahami oleh orang lain.
Di pembuatan explainer video sendiri, storyboard menjadi salah satu proses yang sangat penting dan tak terpisahkan. Karena jenis video ini kebanyakan menggunakan animasi yang abstrak, storyboard sangat amat berguna untuk mendapatkan gambaran seperti apa video yang akan dibuat nanti.
Seperti apa bentuk karakternya? Bagaimana warna dan pencahayaannya? Apa yang akan diucapkan karakter dalam video? Menarikkah jalan ceritanya? Semua pertanyaan tersebut akan terjawab setelah kamu menuangkan ide-idemu ke dalam storyboard.
Setelah kamu berhasil mendesain storyboard, kamu sudah siap untuk membuat sebuah video explainer yang menarik untuk menjangkau lebih banyak penonton dan konsumen!
Setelah storyboard, kamu perlu tahu juga soal komponen-komponen di video explainer. Di website ini, ada banyak artikel-artikel yang bermanfaat, terutama untukmu yang tertarik pada video explainer. Jangan lupa untuk baca artikel-artikel kita yang lain ya!