Jika kalian penasaran tentang perbedaan animasi 2D dan 3D, di sini kita punya jawabannya!
Masih ingat film-film kartun yang sering kita lihat hari Minggu pagi? Mulai dari Doraemon, Spongebob, Hamtaro, Dragon Ball, sampai Crayon Shinchan, apa kartun kesukaanmu? Nostalgia momen Minggu pagi memang tiada duanya, ya!
Nah, kartun atau anime yang sering kalian tonton setiap Minggu pagi di TV itu ternyata masuk ke dalam animasi 2D. Disisi lain, ada juga jenis animasi 3D yang mungkin banyak kalian lihat di film-film produksi Disney Pixar, atau yang lebih terkenal di televisi kita; dari Masha and The Bear, Shaun the Sheep, hingga Upin Ipin.
Meskipun sama-sama termasuk animasi, nyatanya animasi 2D dan 3D itu cukup banyak perbedaanya, lho!
Melihat contoh-contoh film di atas, pasti kamu sudah dapat menebak-nebak perbedaan-perbedaan tersebut, kan?
Daripada penasaran, kota cek langsung yuk perbedaan animasi 2D dan 3D yang perlu kita ketahui!
Kenali Perbedaan Animasi 2D Dan 3D
Seperti yang mungkin telah kalian ketahui, perbedaan yang paling mencolok antara animasi 2D dan 3D terletak pada tampilannya.
Coba bandingkan Doraemon yang bisa kalian lihat ketika kalian masih kecil dengan film Stand by Me Doraemon? Terlihat berbeda kan bentuk-bentuk karakternya?
Di sini, kita bisa lihat bawa animasi 2D cenderung lebih sederhana karena hanya memiliki dua dimensi (panjang dan lebar), sedangkan animasi 3D lebih terasa nyata karena mereka memiliki tiga dimensi (panjang, lebar, dan tinggi).
Dari hasil yang berbeda tersebut, kedua jenis animasi ini juga memiliki proses yang berbeda. Kita akan bahas ini sebentar lagi!
Mengenali Perbedaan Animasi 2D dan Animasi 3D Secara Umum
Dari contoh film dan kartun yang telah disebutkan tadi, kalian tentu sudah bisa membedakan mana yang termasuk 2D dan 3D, kan?
Jika kalian masih ragu, kita akan membahas kedua tipe animasi tersebut di bawah ini:
Pengertian Animasi 2D
Seperti yang telah kalian ketahui, animasi 2D cenderung hanya memiliki 2D sehingga tampilannya lebih sederhana (jika dibandingkan dengan animasi 3D).
Animator 2D membuat gambar dan karakter dalam format dua dimensi dan menghidupkannya dengan gerakan-gerakan.
Jenis animasi ini seringkali dianggap sebagai bentuk animasi tradisional dengan ciri karakter polos, datar, dan hanya bergerak ke arah atas, bawah, kiri dan kanan.
Animasi 2D juga memiliki beberapa jenis. Apa saja? Yuk, kita simak bersama-sama!
Animasi Cel
Jenis animasi 2D yang satu ini menggunakan lembaran-lembaran yang membentuk animasi tunggal dalam pembuatannya.
Jadi, animator akan menggambar objek-objek yang diperlukan dalam animasi di celluloid sheets cel. Masing-masing dari sheets ini akan disusun berjajar, sehingga ketika dijalankan animasinya secara bersamaan, terlihat seperti satu kesatuan.
Saat ini, jenis animasi ini sudah sudah berevolusi menggunakan layer-layer digital.
Animasi Path
Selain animasi cell, ada juga animasi path.
Objek dalam animasi ini mengikuti garis lintasan yang sudah ditentukan dan akan terus berulang hingga mencapai kondisi tertentu.
Animator yang menggunakan Macromedia Flash akan membuat layer tersendiri yang didefinisikan sebagai lintasan gerakan objek.
Pengertian Animasi 3D
Setelah kita tahu apa itu animasi 2D, sekarang kita akan mengenal lebih jauh tentang animasi 3D.
Berbeda dengan animasi 2D yang hanya memiliki tinggi dan lebar, animasi 3D juga memiliki volume atau ruang. Animasi ini juga bisa disebut sebagai perkembangan dari 2D.
Objek animasi 3D pada umumnya dapat berputar dan bergerak layaknya karakter asli dalam kehidupan. Tampilannya seolah-olah nyata dan hidup.
Perbedaan Proses Produksi
Sebelumnya, kita sudah menyinggung sedikit mengenai perbedaan proses produksi animasi 2D dan 3D di awal pembahasan.
Nah, sekarang kita akan membahasnya lebih detail dan lebih jauh lagi, nih!
Proses Produksi Animasi 2D
Karena tampilannya terlihat lebih sederhana dari animasi 3D, sebagian dari kalian pasti berfikir, animasi 2D memiliki proses produksi yang juga lebih mudah, kan?
Jawabannya.. tidak juga.
Ada beberapa proses yang juga cukup rumit dalam pembuatan animasi 2D.
Pertama-tama, animator akan membuat layout desain yang nanti akan dikembangkan menjadi karakter dan background. Untuk hasil yang lebih maksimal, biasanya juga ada penambahan tekstur dan rigging (menambahkan “tulang” dan “sendi” pada karakter agar dapat bergerak terpisah dan lebih praktis)
Setelah itu, barulah proses animasi dimulai. Di sini, komponen yang telah dibuat seperti karakter dan background di impor untuk dipadukan menjadi satu. Selanjutnya, beralih ke penambahan efek yang mungkin diperlukan.
Proses Produksi Animasi 3D
Pada produksi animasi 3D, terdapat beberapa proses yang sedikit berbeda dari produksi animasi 2D. Berikut adalah beberapa proses penting yang ada dalam tahapan produksi video atau film animasi 3D:
Animating
Pada awal produksi, animator biasanya memulai dengan menggambar sketsa kasar atau poly-poly yang masih sangat minim. Namun, gambar-gambar tersebut telah disertai dengan timing yang tepat. Hal ini berfungsi untuk memudahkan proses pengembangan karakter-karakter atau objek lainnya di proses selanjutnya.
Modeling
Modeling lebih mengarah pada penyusunan bentuk objek yang berbasiskan 3 dimensi. Objek-objek yang sebelumnya dibuat dalam proses animatic (yang akan ditampilkan dalam video atau film) disusun dai point, edge, dan poligon, sehingga terbentuklah objek 3 dimensi yang lebih bersifat nyata.
Rendering
Rendering merupakan proses akhir di tahapan produksi. Bahkan, tak jarang orang yang menyebut proses ini termasuk dalam proses awal di tahapan pasca-produksi.
Intinya, rendering merupakan akhir dari pemodelan atau animasi 3D yang dilakukan dengan bantuan digital. Dalam proses ini, semua objek yang telah dibuat akan “diterjemahkan” dalam sebuah tampilah akhir pada model animasi (output).
Dalam proses rendering, terdapat beberapa aspek yang pada umumnya para animator lakukan untuk memperindah output atau hasil dari animasi 3D mereka, diantaranya:
- Penambahan tekstur. Sama seperti proses texturing di animasi 2D. Proses ini berfungsi untuk menentukan karakterteristik dari segi tekstur.
- Penambahan warna. Proses ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan koreksi pewarnaan.
- Pengeditan objek. Objek-objek yang sebelumnya dibuat akan dipastikan sesuai dengan rencana awal di storyboard animasi.
- Perubahan kadar transparansi. Disini, animator akan mengatur level transparansi di setiap objek agar komposisinya tepat.
Perbedaan Hasil Akhir
Berkaitan dengan proses produksi, hasil akhir dari proses produksi animasi 2D dan 3D juga berbeda. Untuk lebih jelasnya kita bisa lihat contoh dari animasi Rapunzel di bawah ini:
Demikian penjelasan tentang perbedaan antara animasi 2D dan 3D. Jangan lupa pelajari lebih dalam mengenai storyboard untuk video animasi, ya!